Tidak ada yang mengalahkan kebenaran sejarah nasional yang disusun
pemerintah. Apalagi untuk Negara macam Indonesia. Wacana buku Sejarah
Nasional Indonesia, dijadikan sesuatu yang dibenarkan. Tentunya wacana-wacana itu dimasukan dalam pelajaran sejarah sekolah dari SD hingga SMA.
Jika wacana sejarah ala pemerintah tadi memuat ketidak-adilan sejarah,
maka penulisan sejarah alternatif harus dilakukan. Sangat penting
menulis sejarah dari sudut pandang berbeda, jika ada sebuah wacana yang
secara politis memelintir sebuah fakta sejarah dan berpihak pada sebuah
golongan khususnya golongan penguasa. Karenanya penulisan sejarah
haruslah beragam dari sudut pandang yang berbeda, yang tentunya berusaha
berpihak pada kemanusiaan saja.
Penulisan sejarah ini tentu saja tidak bermaksud membuat masyarakat
bingung untuk mengikuti yang mana. Sebenarnya, justru masyarakatlah yang
seharusnya menjadi juri yang menilai kebenaran sejarahnya. Selama ini,
pemerintah yang begitu dominan dalam menentukan mana wacana sejarah yang
dibenarkan dan harus dianut oleh masyarakat. Hingga pembodohan sejarah
pun menjadi penyakit akut masyarakat Indonesia. Penting sekali untuk
menjadikan masyarakat Indonesia sebagai juri pengadilan sejarah
Indonesia yang berhak menilai kebenaran sejarah. Sementara itu tugas
sejarawan, yang selama ini dianggap sebagai sumber kebenaran,
sebenarnya hanyalah menafsirkan fakta-fakta sejarah yang ada. Sejarawan
tidak berhak menjadi orang yang merasa diri dan karyanya paling benar.
Soal penulisan sejarah Sulawesi Selatan, saya melihat ada dua macam penulis. Pertama
penulis atau peneliti asing. Mereka bisa berlatarbelakang Sejarah
maupun ilmu-ilmu social lain. Jumlah saya pikir cukup banyak. Sebut saja
Leonard Andaya, Christian Pelras dan lainnya. Tentunya mereka-mereka
ini bukan berdarah Sulawesi Selatan, malainkan dari luar Sulawesi
Selatan. Mereka adalah peneliti yang cukup mumpuni di bidangnya
masaing-masing dan telah memiliki karya ilmiah penting tentang Sulawesi
Selatan.
Kedua, penulis asli Sulawesi Selatan. Mereka tentunya berdarah
Sulawesi Selatan, bahkan masih berdomisili di Sulawesi Selatan. Mereka
bisa berasal dari etnis Bugis maupun Makassar biasanya. Diantaranya
adalah Haji Daeng Mangemba, Ahmad Ubbe dan lain-lain. Sebagian dari
mereka adalah akademis yang berpengalaman dalam penelitian. Sebagian
lagi, meski bisa jadi tidak memiliki pendidikan tinggi formal, namun
mereka adalah orang yang mengerti dan peduli pada sejarah lokal Sulawesi
Selatan. Mereka memiliki ikatan emosi yang cukup kuat dengan daerahnya.
Dari beberapa buku tentang Sulawesi Selatan yang saya baca,
tulisan-tulisan tentang Sulawesi Selatan sudah cukup banyak. Baik yang
ditulis oleh peneliti asing maupun pemerhati lokal yang berdarah asli
Sulawesi Selatan. Meski saya lihat cukup banyak ditengah payahnya
tradisi menulis di Indonesia, namun beberapa pihak menyatakan kurang.
Sebuah hal yang wajar. Tradisi menulis sejarah di Indonesia, yang saya
lihat paling menonjol adalah deerah Jawa secara umum, lalu disusul
Sumatra Barat dan Sulawesi Selatan. Di Sumatra Barat, penulisan sejarah
kota lebih menonjol. Sementara itu di Sulawesi Selatan adalah sejarah
tokoh.
Penulisan sejarah tentang Sulawesi Selatan juga cukup terbantu dengan
adanya buku biografi maupun autobiografi tokoh yang berasal Sulawesi
Selatan seperti Jenderal M. Yusuf, Bahar Mattalioe, Arung Palaka (yang
ditulis Leonard Andaya), dan tokoh-tokoh lain. Keberadaan biografi
maupun autobiografi tokoh Sulawesi Selatan yang ada itu tentu sangat
membantu penelitian maupun penulisan sejarah di masa mendatang.
Sementara itu beberapa penulis asli Sulawesi Selatan, meski tulisannya
terkesan sebuah penelitian ringan, yang tentunya bukan berupa tesis
maupun disertasi, tetap saja karya-karya tersebut penting dalam
memperkaya khasanah penulisan dan tentunya pengetahuan tentang daerah
Sulawesi Selatan apapun judulnya.
Semua penulisan sejarah tadi sangat penting dalam mendokumentasikan
pentingnya Sulawesi Selatan dalam sejarah. Khususnya bagi Indonesia
bagian timur. Apalagi sejarah kejayaan etnis-etnis di Sulawesi Selatan
yang memiliki karya besar dan pengaruh politiik yang cukup besar juga di
nusantara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar