Kerangka sarang lebah mendefinisikan bagaimana media sosial layanan
fokus pada beberapa atau semua tujuh blok bangunan fungsional
(identitas, percakapan, berbagi, kehadiran, hubungan, reputasi, dan
kelompok). Bangunan blok tersebut membantu memahami kebutuhan
pertunangan dari audiens media sosial. Sebagai contoh, pengguna LinkedIn
peduli kebanyakan tentang identitas, reputasi dan hubungan, sedangkan
blok utama YouTube bangunan berbagi, percakapan, kelompok dan reputasi [6]
Banyak perusahaan membangun wadah sosial sendiri yang mencoba untuk
menghubungkan blok bangunan tujuh fungsional sekitar merek mereka. . Ini
adalah komunitas swasta yang melibatkan orang-orang di sekitar tema
yang lebih sempit, seperti di sekitar panggilan tertentu, merek atau
hobi, dari wadah media sosial seperti Facebook atau Google+
Sementara jejaring sosial merupakan situs dimana setiap orang bisa
membuat web page pribadi, kemudian terhubung dengan teman-teman untuk
berbagi informasi dan berkomunikasi. Jejaring sosial terbesar antara
lain Facebook, Myspace, Plurk, dan Twitter.
Jika media tradisional menggunakan media cetak dan media broadcast,
maka media sosial menggunakan internet. Media sosial mengajak siapa saja
yang tertarik untuk berpertisipasi dengan memberi kontribusi dan feedback secara terbuka, memberi komentar, serta membagi informasi dalam waktu yang cepat dan tak terbatas.
Saat teknologi internet dan mobile phone
makin maju maka media sosial pun ikut tumbuh dengan pesat. Kini untuk
mengakses facebook atau twitter misalnya, bisa dilakukan dimana saja dan
kapan saja hanya dengan menggunakan sebuah mobile phone. Demikian
cepatnya orang bisa mengakses media sosial mengakibatkan terjadinya
fenomena besar terhadap arus informasi
tidak hanya di negara-negara maju, tetapi juga di Indonesia. Karena
kecepatannya media sosial juga mulai tampak menggantikan peranan media
massa konvensional dalam menyebarkan berita-berita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar