Kamis, 08 November 2012

Kegiatan apresiasi meliputi

Kegiatan apresiasi meliputi :
a. Persepsi
Kegiatan ini mengenalkan pada anak didik akan bentuk-bentuk karya seni di Indonesia, misalnya, mengenalkan tari-tarian, musik, rupa, dan teater yang berkembang di Indonesia, baik tradisi, maupun moderen.
Pada kegiatan persepsi kita dapat mengarahkan dan meningkatkan kemampuan dengan mengidentifikasi bentuk seni.
b. Pengetahuan
Pada tahap ini pengetahuan sebagai dasar dalam mengapresiasi baik tentang sejarah seni yang diperkenalkan, maupun istilah-istilah yang biasa digunakan di masing-masing bidang seni.
c. Pengertian
Pada tingkat ini, diharapkan dapat membantu menerjemahkan tema ke dalam berbagai wujud seni, berdasarkan pengalaman, dalam kemampuannya dalam merasakan musik.
d. Analisis
Pada tahap ini, kita mulai mendeskripsikan salah satu bentuk seni yang sedang dipelajari, menafsir objek yang diapresiasi.
e. Penilaian
Pada tahap ini, lebih ditekankan pada penilaian tehadap karya-karya seni yang diapresiasi, baik secara subyektif maupun obyektif.
f. Apresiasi
Apresiasi merupakan bagian dari tujuan pendidikan seni di sekolah yang terdiri dari tiga hal; value ( nilai ), empathy dan feeling. Value adalah kegiatan menilai suatu keindahan seni, pengalaman estetis dan makna / fungsi seni dalam masyarakat. Sedangkan empathy,
kegiatan memahami, dan menghargai. Sementara feeling, lebih pada menghayati karya seni, sehingga dapat merasakan kesenangan pada karya seni .
Sejalan dengan rumusan di atas S.E. Effendi mengungkapkan bahwa apresiasi adalah mengenali karya sehingga menumbuhkan pengertian, penghargaan, kepekaan untuk mencermati kelebihan dan kekurangan terhadap karya.
Menurut Soedarso (1987) ada tiga pendekatan dalam melakukan apresiasi yakni : 1). pendekatan aplikatif, 2). pendekatan kesejarahan, 3). Pendekatan problematik.
Pendekatan aplikatif, adalah pendekatan dengan cara melakukan sendiri macam-macam kegiatan seni. Pendekatan kesejarahan adalah, dengan cara menganalisis dari sisi periodisasi dan asal usulnya. Sedangkan pendekatan problematik, dengan cara memahami permasalahan di dalam seni.
Seorang pengamat akan berbeda dengan pengamat lainnya dalam menilai sebuah pertunjukan seni. Hal ini didasarkan pada pengalaman estetik, dan latar belakang pendidikan yang berbeda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar