Minggu, 28 Oktober 2012

Riset dan Kritik

Banyak yang mengatakan bahwa twitter adalah cara yang baik untuk tetap berhubungan dengan teman-teman. Namun, beberapa pengguna merasa 'terlalu' terhubung, karena mereka selalu menerima pesan yang tidak relevan dengan kebutuhan mereka.
Berbagai penelitian di sekitar Twitter telah dilakukan seperti bidang sosiologi dan perilaku. Sebuah penelitian dilakukan Bruno Goncalves menyatakan bahwa jaringan sosial modern membantu seseorang berinteraksi namun kendala biologis dan fisik membatasi hubungan sosial secara stabil.[12]
Nielsen Online melaporkan bahwa Twitter memiliki tingkat pemeliharaan pengguna sebesar 40%. Banyak orang berhenti menggunakan layanan ini setelah satu bulan karena situs ini berpotensi mencapai hanya sekitar 10% dari semua pengguna internet.
Pada bulan Maret 2009, komik strip Doonesbury mulai menyindir Twitter. Banyak karakter menyoroti kicauan yang mengikuti pemutakhiran topik hangat (trend updates) terus-menerus. SuperNews! juga mengatakan bahwa Twitter sebagai kecanduan dan mengatakan kicauan tidak lebih dari “teriakan ke kegelapan berharap seseorang mendengarkan”.
Scott A. Golder dan Michael W. Macy menganalisis lebih dari 500.000 update oleh 2,4 juta pengguna Twitter di 84 negara selama 2 tahun. Data dibagi menjadi kelompok-kelompok update berdasarkan jam. Temuan menunjukkan Twitter menegaskan pola seharian.[13]
Alessio Signorini menggunakan data menciak pengguna Twitter untuk mengganalisis tingkat penyebaran flu H1N1 di Amerika Serikat.[14] Marcel Salathé dan Shashank Khandelwal melacak bagaimana pola pikir pengguna Twitter berkorelasi dengan tingkat partisipasi vaksinasi H1N1 dan bagaimana perasaan negatif atau positif mempengaruhi pengguna lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar